Pelaksanaan
Proyek Rehabilitasi Ruang Kelas atau Pengadaan Ruang Perpustakaan bagi Sekolah
Dasar di Kabupaten Malang ternyata tidak hanya menghasilkan perubahan secara
fisik Sarana/prasarana saja namun juga membawa perubahan perilaku sosial bagi
masyarakat, terutama masyarakat Dusun Dodol Desa Wonoagung.
Menurut Sumali penjaga sekolah
yang juga bertempat tinggal di Dusun Dodol mengisahkan, bahwa dulu masyarakat
tidak begitu tertarik dengan kegiatan sekolah, baik kegiatan sehari-hari maupun
kegiatan yang bersifat kadang-kala (insidentil), misalnya hari-hari besar
nasional maupun hari besar keagamaan. Tetapi sekarang masyarakat betul-betul
merasa ikut memiliki dan ikut bertanggung jawab terhadap lembaga pendidikan
yang ada di Dodol. Misalnya, pelepasan siswa kelas 6, halal-bihalal wali murid,
smuanya ditangani oleh masyarakat yang tergabung di dalam Paguyuban wali murid,
dimana masing-masing kelas memiliki kepengurusan. Di bawah komando Pengurus
Komite, kegiatan-kegiatan sekolah yang melibatkan wali murid, smuanya
terlaksana dengan baik. Tak terkecuali, pembangunan ruang perpustakaan yang
pelaksanaannya bersifat “swa kelola”, masyarakat sangan antusias beroartisipasi
aktif mulai menggali pondasi. Tampak pada foto, kerukunan dan keharmonisan
antara sekolah dan masyarakat. Sekolah membutuhkan dukungan dari masyarakat,
sebaliknya masyarak merasa membutuhkan keberadaan sekolah demi pendidikan para
putra dan putrinya.
Hubungan
sekolah dan masyarakat layaknya suami dan istri, mereka saling merindukan
kebersamaa disetiap kegiatan. Ini semua tentunya tidak terlepas dari penerapan
Menejemen Berbasis Sekolah ( MBS ) yang ditunjukan dengan kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbuakaan dan akuntabilitas (PP 19/2005 : Standar
Nasional Pendidikan ps. 49 butir 1)
Masyarakat memang perlu tahu hak
dan kewajiban serta tanggung jawabnya terhadap sekolah menurut aturan yang
berlaku yakni Undang-Undang Sisdiknas, demikian dikatakan ketua Komite SDN
Wonoagung 03, Salim. Menurut Salim, masyarakat ini sebetulnya gampang dan tidak
tertalu sulit. Yang penting diajak bicara, jelas dan tidak dibohongi pasti
didukung oleh masyarakat. Tidak hanya didaerah kami saja (dodol), tapi saya
yakin, di daerah lainpun tidak sulit untuk seperti didaerah kami. (Eko
Purwanto)